Kau adalah cahaya yang jatuh dari langit senja,
menggantung di antara harapan dan jarak yang tak terjangkau.
Indahmu bukan sekadar rupa,
tapi getar yang merambat halus ke dalam jiwa.
Aku melihatmu seperti melihat permata di balik kaca,
berkilau, sempurna,
namun terpisah oleh dinding tak kasat mata
yang tak berani kuterobos.
Aku hanya pengembara di tepi cahaya,
memandang tanpa menyentuh,
mengagumi tanpa berharap balas,
sebab aku tahu—beberapa keindahan diciptakan
untuk dinikmati dari jauh.
Dan bila waktu kelak mencatat kisah ini,
biarlah ia menulis namamu
sebagai permata terindah
yang pernah singgah di hatiku,
meski tak pernah menjadi milikku.
Kunjungi juga blooger saya
https://coretantakbermakna82.blogspot.com/2025/08/permata-berbalut-bunga.html
Terimakasih