Libur tiba
kelas sunyi tinggal kenangan,
bangku-bangku saksi tatapku yang tak pernah kau tanggapi.
Papan tulis pun kini tak menulis harapanku lagi,
hanya dinding kamar yang mendengar
namamu kusebut dalam diam saban malam.
Kemarin aku melihatmu tertawa,
di ujung lorong sekolah, dekat halaman sekolah
Tapi aku tak berani menyapa,
karena aku cuma bayangan
yang kau lewati tanpa sengaja.
Kini waktu berjalan lambat,
seperti detik-detik yang enggan mengucap selamat tinggal.
Pagi tanpa senyummu terasa hampa,
siang tak lagi punya semangat,
dan malam hanya berisi tanya—
sedang apa kau sekarang?
Apakah kau merindukan seseorang… selain aku?
Aku mencintaimu
dengan cara yang tak kau tahu,
dengan rindu yang tak pernah bertanya pulang.
Dan di libur panjang ini,
aku menunggumu…
bukan untuk datang,
tapi untuk sekadar muncul dalam mimpiku.
######_______######-----++++
Untuk kamu, yang diam-diam selalu aku tunggu,
Liburan panjang ini seharusnya menyenangkan,
tapi entah kenapa, hari-hariku terasa kosong.
Bukan karena tak ada tempat untuk dikunjungi,
bukan karena hujan yang terlalu sering turun,
tapi karena tidak ada kamu di antaranya.
Aku rindu…
rindu suasana kelas saat kamu tertawa pelan,
rindu cara kamu menjawab pertanyaan guru dengan tenang,
dan rindu ketika mataku tanpa sengaja menemukanmu di tengah keramaian.
Lucu, ya?
Aku bahkan tidak yakin kamu tahu aku ada.
Aku cuma seorang teman sekelas yang terlalu pandai menyembunyikan perasaan,
dan terlalu takut merusak apa pun yang sudah baik-baik saja.
Tiap malam aku sering bertanya sendiri,
apa kabarmu hari ini?
Apakah kamu bahagia?
Apakah kamu pernah merindukan seseorang yang tak pernah kamu sadari hadirnya?
Jujur, aku tak berharap lebih.
Aku tahu cinta dalam diam itu tidak selalu butuh jawaban.
Tapi di liburan yang panjang ini,
aku hanya ingin kau tahu—
ada seseorang yang selalu mengingatmu,
meski hanya dalam sepi dan doa-doa lirihnya.
Jaga dirimu, ya.
Kalau suatu hari kamu membaca tulisan ini—entah kapan, entah bagaimana—
aku harap kamu tidak menjauh.
Aku hanya ingin kamu tahu,
bahwa pernah ada yang mencintaimu…
dalam diam, dengan tulus.
Dari aku,
yang tak pernah punya cukup keberanian untuk menyapamu duluan.
___________(((())))___________{{{{}}}
Untuk W, yang selalu diam-diam kurindukan,
Liburan ini sunyi,…
lebih sunyi dari biasanya,
karena tak ada lagi alasan bagiku untuk melihatmu meski hanya sekilas,
tak ada senyummu yang secara tak sengaja tertangkap di sela-sela lelah sekolah.
Aku pikir, aku akan menikmati waktu luang,
tidur lebih lama, main lebih bebas,
tapi ternyata—aku justru terjebak dalam ruang kosong bernama rindu.
Dan rindu itu… hanya tentang kamu.
aku nggak pernah berani bicara langsung,
nggak pernah cukup percaya diri untuk bilang,
bahwa sejak pertama kita sekelas,
aku sudah menyimpan rasa—yang makin hari makin dalam.
Aku ingat semua detil kecil tentangmu,
padahal kamu bahkan mungkin lupa namaku.
Lucu ya,
cinta bisa sesunyi ini.
Aku cuma ingin kamu tahu,
di balik diamku yang kelihatan biasa-biasa saja,
ada rasa yang tumbuh setiap kali kamu lewat di depanku,
dan ada doa yang aku bisikkan,
semoga kamu selalu bahagia… meski bukan denganku.
Liburan ini terasa panjang sekali,
karena aku nggak bisa lihat kamu,
nggak bisa duduk diam di kelas sambil pura-pura belajar padahal hanya mencuri pandang.
Kalau suatu saat kamu baca tulisan ini, entah kapan atau entah bagaimana caranya,
aku cuma mau kamu tahu satu hal:
kamu pernah sangat berarti, bahkan tanpa kamu sadari.
Jaga dirimu .
Kalau nanti kita kembali ke sekolah…
aku mungkin masih tetap diam,
tapi rasaku masih tetap sama—tulus, dan tak berharap lebih.
Dari seseorang yang diam-diam menyebut namamu dalam setiap rindu.