Sabtu, 02 Agustus 2025


"Dalam Diam, Aku Mencintaimu"

Dalam sunyi malam yang temaram,
Namamu hadir seperti nyanyian dalam hujan,
Lembut, tenang, namun menggetarkan dada,
Seolah semesta tahu, aku sedang jatuh cinta.

Matamu bukan sekadar cahaya,
Tapi pelita yang menuntunku dari gelap dunia,
Senyummu, seperti fajar pertama setelah malam panjang,
Membuat segala luka menjadi kenangan yang tenang.

Tak perlu kata, cukup tatapmu yang bicara,
Bahwa cinta tak harus lantang untuk bermakna,
Aku mencintaimu seperti angin mencintai dedaunan,
Tak terlihat, tapi selalu ada dalam setiap hembusan.

Bila esok kita tak sejalan langkah,
Biarlah puisi ini jadi saksi yang tak patah,
Bahwa pernah, dengan hati yang tak terbagi,
Aku mencintaimu—tulus, tanpa tapi.


------###$$$$(()))))(



"Semakin Kucinta, Semakin Kau Jauh"

Semakin kucinta, semakin kau menghilang,
Langkahmu menjauh, tak bisa kuhalang,
Aku diam di antara harap dan luka,
Menunggumu, meski kau tak pernah peka.

Kata-kata telah habis dalam dada,
Yang tersisa hanya tanya dan air mata,
Mengapa cinta yang kuberi sepenuh jiwa,
Tak pernah cukup untuk membuatmu percaya?

Aku tak ingin memaksamu tinggal,
Tapi hatiku terlalu dalam untuk bisa berpaling,
Mungkin aku hanya bayang yang kau singgah,
Bukan rumah yang ingin kau datangi dan tinggal lama.

Terkadang cinta itu menyakitkan,
Bukan karena tak terbalas,
Tapi karena kita terlalu berharap pada yang tak ingin tinggal.