Senin, 04 Agustus 2025

Apakah Salah Aku Mengagumimu

Apakah salah aku mengagumimu,
Saat langkahmu saja bisa membuatku diam membeku?
Tatapanmu tenang, sederhana seperti senja,
Namun cukup membuat jantungku tak tahu cara bersikap biasa.

Apakah salah aku menyebut namamu dalam doa,
Meski kau tak pernah tahu, tak pernah menduga?
Aku bukan pujangga yang berani bicara terang-terangan,
Hanya bayangmu yang kutulis dalam diam, di tiap harapan.

Aku tak ingin merepotkan, tak ingin kau tahu,
Hanya mengagumi — itu pun sudah membuat hatiku penuh.
Menatapmu dari kejauhan seperti bintang di langit kelam,
Terangmu cukup, walau tak pernah bisa kugenggam.

Bukan cinta yang kupinta, bukan balasan rasa,
Hanya izinkan aku tetap begini — meski tanpa kata.
Karena meski tak punya hak atas hatimu,
Aku tetap bertanya...
Apakah salah aku mengagumimu?


----------------------------63------------------

"Menjelang Kembali"

Hari-hari sunyi hampir selesai,
lonceng waktu sebentar lagi berdentang,
liburan yang dulu terasa panjang,
kini mendadak terasa terlalu singkat.

Ada rindu yang ingin segera disapa,
ada senyum yang diam-diam kutunggu di kelas,
entah kamu masih sama seperti dulu,
atau telah berubah seperti musim yang tak bisa diprediksi.

Di pengujung liburan, aku menulis ini—
bukan sekadar syair pengisi waktu,
tapi semacam doa yang kusematkan diam-diam:
semoga kau duduk tak terlalu jauh dariku nanti.
Semoga mata kita bertemu,
dan aku punya cukup nyali untuk bilang:
aku pernah merindukanmu… saat kita jauh.

Ah, sekolah sebentar lagi dimulai,
buku dan seragam siap menari,
tapi hatiku?
Masih sibuk memutar ulang kenangan,
tentang seseorang…
yang kutunggu, dan mungkin tak tahu.


---