Senin, 20 Januari 2020

masa itu

Mungkin di antara saudaraku...Pernah atau ada yang menyukai seseorang tanpa pernah mencoba untuk mengungkapkannya? 😀😀😂
yah.... Cinta terkadang memang aneh bahkan tak masuk akal. Sepasang manusia tanpa ada jarang bersapa pun bisa saling mencintai. Mungkin tidak keduanya, mungkin salah satunya. Terdengar mustahil tapi memang nyata adanya. Seperti yang kualami dari kelas 2 SMA
sampai usia 24 ini

Ada kalanya Diam memang lebih baik. Diam untuk lebih memperhatikan. Diam untuk lebih banyak mendengarkan. Atau diam untuk tidak mencampuri urusan orang lain juga ada baiknya. 
Akan Tetapi, tak selamanya diam itu emas. Ada kalanya  berdiam diri itu tidak bisa mengubah kenyataan yang ada. Dan Diam itu tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Diam itu sangat menyiksa. Apalagi diam-diam memendam perasaan kepada seseorang.
sangat menyakitkan...

Tentunya dalam hal ini  tak mudah untuk menjalani hari dengan belenggu di dalam hati.
belenggu rindu.... yg terus mengusik dalam otak dan desir d hati...
😭

Seringkali  aku bergumam kala aku merindumu...
di tanah rantau....
“Apakah kamu menyadarinya? 
Apa kamu merasakannya?
 Hey, lihatlah aku! 
Aku di sini menunggumu. 
Aku selalu memperhatikanmu Semua tingkah lakumu. 
Aku selalu cari kabar tentang kamu
Apakah tak ada sedikit pun perasaan itu untukku? 
Atau, salahkah bila aku mencintaimu?
Aku memujamu, dan begitu menggilaimu.”

Berjuta tanya muncul dalam benakku. Umpatan-umpatan mulai memenuhi otak ku. Seolah meneriakkan betapa pengecutnya diriku. 
betapa pecundang nya diri ini.
Sosokmu yang begitu yg menjelma dlm mimpi"ku semakin membuatku bertanya-tanya.
“Adakah aku di hatinya?” walau hanya sepercik saja???

Entahlah.....
Aku tak begitu mengerti, bahkan dengan perasaanku saat ini. 
Mengapa aku begitu menyukaimu? Apakah ada alasan yang bisa menjelaskannya? 
Adakah rumus-rumus yang bisa memecahkannya?
 Atau, apakah harus ada alasan untuk mencintaimu? 
Pertanyaan-pertanyaan ini terus muncul, meledak, dan semakin menyebar memenuhi setiap sel dalam tubuhku.

“Selama masih di kelas dua kita pernah selalu bersama, sering bertatap muka, sering bercanda.... 
namun setelah aku mulai memiliki rasa aku semakin takut kehilangan mu... 
apalagi ketika aku ungkap rasa ku...
dan ahirnya aku yg tenggelam...
walau kita sering jumpa namun tak sepatah katapun terucapkan.”
kita senakin jauh...


Wahai yg ku cinta...Senyummu, tatapan matamu, begitu menyejukkan. Bahkan ketika kamu diam tanpa kata, kamu terlihat begitu mempesona. Kamu begitu mengagumkan. Terlalu sempurna untuk kumiliki. 
Ah… aku tak sanggup. 
Aku sudah masuk terlalu dalam, jauh ke dalam perasaanku yang terlalu besar untuk kubendung sendiri.

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Yang kuinginkan hanya dirimu. Dirimu yang begitu beku. Tapi, apalah dayaku? Aku hanya bisa menunggu waktu yg menjadi takdirku....
Aku lelaki yg selalu rendah diri...
Karena segala kekurangan ku...
bahkan keluargaku....
 Aku tak mungkin bisa mengatakannya. Bukan tidak bisa, aku hanya tak tau mulai dari mana. Aku hanya merasa, “Pantaskah aku memilikimu?”

Kala adzan magrib mulai berkumandang...
setelah sholat magrib...
Hatiku ini  mulai gelisah. 
Batinku kian tersiksa dalam kebungkaman ke bisuan.
 Begitu menyesakkan. menyayat nyayat perasaan . Menunggumu dalam ketidakpastian.

“Jika kamu merasakan yang sama, kenapa kamu tak ada tingkah yg ku tangkap untuk ada rasa?”

“Kalaupun benci, kenapa tak kamu ucapkan juga?”

“Adakah orang lain yang telah merenggut perhatianmu?”

“Apalah arti hadirku di sini mengotori hidupmu?”

Sampai akhirnya terbesit dalam pikiranku, 
“Haruskah aku ungkapkan?”. 
Ada kalanya Aku terlalu lelah untuk memendam semuanya seorang diri. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan ini. Semua rasa penasaran ini. Kepadamu, untuk dirimu yang kucintai.

Aku takut. Aku hanya takut untuk mengatakannya. Aku takut kalau kamu malah pergi menjauh. Kebungkamanmu saja sudah sangat-sangat menyiksaku. Apa jadinya jika kamu benar-benar menjauh? Habislah aku. Begitu lemah tanpamu. Karena kamu semangatku, separuh jiwaku.
inspirasiku..
pembangkit semangat hidupku.. (doping kali yah...😭😂😂😂😂😂)

Seandainya saja kamu rasakan yang sama, kemarilah, tatap mataku, dan ku genggam tanganmu.
 Ijinkan aku temani hari-harimu. Tumpahkan keluh kesahmu hanya padaku. Karena aku tahu, berat rasanya menanggung beban seorang diri tanpa seseorang yang menemani. Peluk erat tubuhmu...


Tapi jika yang terjadi sebaliknya, aku akan berusaha lebih kuat meskipun terasa berat. Setidaknya aku sudah mengatakannya. Aku mencintaimu, tapi aku tak bisa paksakan dirimu. Cukup aku yang terluka. Kubiarkan kamu bahagia. Mungkin terdengar seperti omong kosong. Tapi itu caraku untuk menenangkan diriku. Karena aku tahu, bukan kamu tapi perasaanku yang salah.

Aku terlalu berambisi sehingga tenggelam dalam lautan perasaanku sendiri. Tak akan kusesali itu. Setidaknya belenggu dalam dada sudah menghilang. Terbang melayang jauh ke angkasa. Entah langit ke berapa.

Tapi, semua itu hanya angan-angan. Dan pada akhirnya, aku hanya berdiam diri, tak sesuai ekspetasi. Dan kini kusesali. Karena kamu tak kunjung kembali. Andai aku bisa memutar waktu, akan kuungkapkan semua kepadamu. Setidaknya aku sempat mengatakannya walaupun pada akhirnya aku tak dapat memilikimu.

Dari aku, yang mencintaimu dalam diam…

“I love you”

kala rindu 
pasti ini jd penghibur ku