Aku mengagumi mu,
Gadis berhijab yang menundukkan pandang,
Seolah dunia tak sanggup menyentuhmu,
Kecuali dengan doa yang diam-diam terucang.
Ada teduh di matamu,
Seperti langit senja yang memeluk rindu,
Aku tak berani mendekat,
Hanya bisu yang kupelihara dalam kalbu.
Hijabmu adalah cahaya,
Menutup lembut auramu yang suci,
Aku ingin menjadi hujan,
Yang menetes di hatimu, menyubur kasih tak terperi.
Andai aku berani berkata,
Bahwa tiap malam kupanjatkan doa,
Semoga Tuhan menjaga langkahmu,
Dan mempertemukan kita di takdir yang sama.
Kamu itu doa yang berjalan,
Gadis sederhana dengan hijab di kepala,
Tapi menyimpan lautan kekuatan.
Aku jatuh cinta,
Bukan pada rupa semata,
Tapi pada caramu memeluk dunia dengan iman.
Aku ingin menjadi lelaki,
Yang kau sebut dalam sujud malam.
Kau bidadari yang menutup pesona,
Dengan kain suci peneduh jiwa.
Dalam diamku kutitip rindu,
Menyelinap lirih di langit biru.
Tak terlukis kata pada wajahmu,
Sebab indahmu tak perlu pujian,
Ia adalah cahaya iman,
Yang menuntunku untuk setia berdoa.
Aku mengagumimu,
Gadis berhijab penyejuk kalbu.
Ada cahaya di senyummu,
Seperti doa yang tak pernah jemu.
Andai takdir mengizinkan,
Aku ingin menua bersamamu.