Persahabatan kita seperti sinar siang dan malam. Dikala siang tiba akan terasa menghangatkan, dan dikala malam tiba akan terasa menyejukkan. Itulah persahabatan, yang selalu menghangatkan dan menyejukkan hati manusia. Terlebihnya kita.
Itulah kata-kata john yang selalu terngiang di telinga whida.
Siapa john? Dan siapa whida? Mereka adalah dua sahabat yang selalu melengkapi satu sama lain. Pertemuan mereka dimulai sejak masuk kelas baru kelas 2 SMA, sejak itulah john dekat dengan whida, sampai kelas 3 SMA IPA. Tetapi kedekatan mereka hanya dibatasi oleh status persahabatan.
Ya, hanya sahabat. Tetapi JOHN selalu menulis di buku hariannya, bahwa sahabat itu merupakan bagian dari CINTA..
“Hei, john..” suara whida yang lentik menyentakkan john yang tengah melamun di depan teras kelas 2B mereka. Pagi itu terasa berbeda, saat john melihat whida yang tak berhenti menampakkan senyum manisnya.
Ada apa? john bertanya dalam hati.
“Tumben, kok kayaknya kamu ceria banget hari ini?” tanya john
Senja tetap dengan senyumnya yang khas bagaikan putri.
“Emh.. kasih tahu nggak yah.. Sebenarnya aku mau cerita sama kamu, jhon”
“Cerita apa?” tanya jhon menatap sepasang bola mata whida yang indah dan tak pernah bosan setiap dipandangnya.
“Emh.. semalam, heri nembak aku.” kata whida
Wajah john seketika menoleh ke hadapan whida, dengan perasaan terkejut. Tapi, tak dapat dipungkiri juga kalau selama ini heri juga kelihatannya naksir sama widha
“Terus, kamu nerima dia?” Inilah pertanyaan yang paling inti buat john..
Apa jadinya jika whida benar-benar menerima cintanya heri
“Iya. Aku terima dia. Semalam kita jadian.”
jawab whida
Oh!..... Hati john mendadak ciut dan lemas. Pria itu langsung pura-pura menatap ke depan. Berusaha untuk menerima apa yang dikatakan whida
“Oh.. selamat yah. Semoga kamu dan heri bisa langgeng.” kata john walau mengiris hati.
“Iyah, amiin..” whida tersenyum senang. john memaklumi perasaan sahabatnya. Ia harus menerima bahwa whida ternyata juga mencintai heri.
john hanya sebagai sahabat whida yang harus mendukung whida... Ya, hanya sebagai sahabat.
😭😭😭😭😭😭
Hari-hari yang dilalui john saat ini begitu berbeda. Setelah wjida jadian dengan heri,
john tidak dapat lagi bermain sepuasnya dengan whida
whida terlalu sibuk. Sibuk pacaran mungkin. Ah....! Kalaupun begitu, john mau apa? Dia kan hanya temannya whida. Tak ada hak untuknya melarang-larang whida.
Sebelum-sebelumnya kalau pada waktu istirahat setelah dr kantin atau sholat duha.., john dan whida nongkrong di teras dpan sekolah atau d kelas sambil curhat, dan cerita ini itu. Tapi john mulai merasa kehilangan whida. Apa wnida tidak butuh john lagi? Karena dia sudah memilki heri..
Sewaktu tadi pagi pun, whida nampak bercengkrama ngobrol asik di kantin bersama heri
Membuat john harus merasakan sedih lagi. john menyimpan hati kepada whida sejak pertama kali ia mengenal whida sebagai sahabat barunya. Tapi sayang, john tidak pernah mengutarakan perasaannya kepada whida. Karena ia merasa, whida tidak pernah punya perasaan yang sama sebagai mana dirinya. Maka dari itu, john mengurungkan niatnya untuk memiliki whida lebih dari seorang sahabat. Baginya, itu hanyalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata.
***
Esok harinya di perpus pada saat jam istirahat. Sesaat john hendak keluar perpus dengan membawa buku-buku hasil pinjamannya, tidak sengaja ia menabrak seseorang yang hendak masuk. Dan orang itu ternyata heri.
“Sori, her..., gue gak sengaja.” kata john
“Santai aja bro.. kebetulan koe di sini. aku mau nanya, koe liat whidabgak?” tanya heri
john nampak heran sendiri. Bukankah whida sekarang menjadi buntutnya? kemana-mana pasti bareng.
“Wah, gue gak tau tuh kemana. Tadi pas istirahat dia langsung ngilang gitu aja dari kelas. Mungkin lagi sama teman-temannya. Ya udah kalau gitu, gue duluan yah..”
“Oke oke..” john segera pergi. Karena ia tidak mau kalau sampai sakit hati ketika melihat Heri
Setelah john pergi, heri menemukan sesuatu di lantai. Sebuah buku kecil dengan sampul warna coklat tua. Ia ambil buku itu. Ah! Pasti ini bukunya john..tertinggal. Batin heri... Sembari mengamati buku kecil itu dengan terpati. Perlahan dibukanya buku mini itu oleh heri. Kemudian dibacanya tulisan yang ada pada buku itu. Ya, buku harian john. Wajah heri nampak begitu tak menentu sesaat setelah membaca buku harian john
***
Setelah pulang latihan kursus komputer, whida terjebak hujan lebat. heri yang berjanji akan menjemputnya tepat waktu pun belum juga nongol. Apa mungkin dia juga terjebak hujan?
widha ambil hp dan sms heri...
“Hallo Assalamualaikum.. kamu di mana, heri?”
“Maaf, whid. Aku gak bisa jemput kamu..”
“Loh, kenapa? Terus aku pulang sama siapa? heri, masa kamu tega biarin aku pulang sendirian.”
“Kamu coba sms john..aja yah. Maaf banget whid aku ada urusan penting.”
whida nampak kecewa dan kesal dengan heri. Bisa-bisanya heri memilih urusan lain dari pada pacarnya sendiri. Akhirnya whida meminta jhon untuk menjemputnya, dan jhon pun menurutinya.
Tak berapa lama, sebuah motor bebek butut menghampiri whida Ternyata jhon sudah sampai. Tetapi dia terpaksa kehujanan. Tubuhnya basah kuyup, membuat whida iba melihatnya.
“Ya ampun, jhon... Maaf aku udah ngerepotin kamu. Kamu jadi kehujanan deh.” kata whida memelas.
“Aku gak papa kok, whid....Lagian, mana mungkin aku tega biarin kamu pulang sendirian.”
whida hanya tersenyum. jhon memang selalu perhatian kepada whida .. Perhatian yang melebihi seorang sahabat. Akankah whida mulai menyadarinya?
“Makasih banyak ya, john.”
“Iya sama-sama. Ya udah nih pakai mantelnya.” john menyodorkan jas hujan itu kepada whida
“Lalu kamu mana?”
“Aku cuman bawa satu. Jadi biar kamu aja yang pake, daripada nanti kamu kehujanan kan?”
“Aku gak mau, john... Masa cuma aku doang yang pake mantel. Ya udah kalau begitu kita hujan-hujanan aja, gimana?”
“Yakin kamu?”
“Iya, yakin lah.. ayuk ah..”
Keduanya segera menaiki motor, dan mulai meluncur di jalan dengan diiringi percikan air hujan. Hal itulah yang membuat wjida melupakan rasa kecewanya terhadap heri.
john kembali membuatnya tersenyum dan ceria. john begitu bahagia saat kembali tertawa dan berceria dengan whida. Diiringi hujan.
Ah....! Sungguh ini hari yang indah. Aku akan sangat berterimakasih kepada hujan, yang telah membuat momen ini menjadi begitu indah. Batin john kala melihat senyum manisnya whida
***
Tiba-tiba john menghilang. Tidak ada kabar darinya. Sudah hampir mau satu minggu john tidak masuk sekolah. Ada apa? kenapa? Apa yang terjadi dengan john? Mendadak dia menghilang tanpa memberi tahu dia kemana. Tentu ini membuat whida resah dan gelisah memikirkan john. Ia tidak sempat ke rumah kojn. karena jadwal kegiatannya terlalu padat. Berulangkali mencoba menghubungi nomornya kohn... tetapi handphonenya tidak aktif. Terakhir bertemu john lima hari yang lalu sesaat pulang hujan-hujanan mereka becanda riang. Keresahan whida telah ada dipuncak. Apalagi sekarang heri yang juga tiba-tiba mendadak berubah dingin kepadanya. Tidak pernah mau diajak ngomong berdua. Setiap kali ditanya pasti jawabnya singkat, padat, jelas. whida merasa hubungannya dengan heri.. menggantung, dan tidak seharmonis dulu.
Malam hari itu, wjida tengah duduk termenung di depan teras rumah sembari memandangi ribuan bintang yang terhampar di angkasa dan kelelawar yg beterbangan d halaman. Keceriaannya kini mulai memudar. Dua lelaki yang sangat ia sayangi kini entah bagaimana. john..tiba-tiba tidak mau lagi ngasih kabar. Dan heri yang juga tiba-tiba tidak mau lagi diajak bicara seperti dulu. Ada apa dengan mereka? whida bertanya dalam hatinya.
Tiba-tiba whida terkejut oleh kedatangan heri ke rumahnya. Ah...! Ada apa heri tiba-tiba nongol? whida gak mimpi kan?
“Heri...?” sahut whida lagi.
heri hanya menampakkan senyuman yang sangat dirindui whida itu. Mereka pun duduk-duduk berdua di depan teras rumah. Memandangi langit malam.
“Ada yang ingin kusampaikan sama kamu. Dan ada sesuatu yang harus kamu tahu.” kata heri.. serius.
whida hanya berharap, semoga heri datang kesini bukan untuk memutuskan hubungan mereka.
“Apa?” tanya gadis berbaju biru cerah itu.
Kemudian heri mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jacketnya. Dan ia mengeluarkan sebuah buku mini. Buku hariannya john
“Ada seorang lelaki yang ternyata lebih mencintaimu dari pada aku. Karena dia mencintaimu sejak dulu, sebelum aku. Aku merasa aku ini jahat. Karena aku telah merampas kebahagiaan yang seharusnya menjadi milik dia.
whida aku sayang sama kamu. Tapi jauh sebelum itu, ada laki-laki yang juga sangat menyayangimu melebihi apapun. Kalau saja aku tahu, mungkin aku tidak akan mendekatimu dan menjadikanmu sebagai kekasihku.” Teras heri.
Membuat whida begitu heran.
“Aku tidak mengerti apa maksudmu, her.... Kenapa tiba-tiba kamu bicara seperti itu?”
“Ini. Mungkin kamu akan mengerti setelah kamu membaca ini.” kata heri memberikan buku mini itu kepada wjida
whida memang sepertinya tidak asing dengan buku itu. Seperti ia mengenal buku itu.
Setelah buku itu ada di tangan wjida . whida pun langsung membuka dan membacanya.
Sahabat itu merupakan bagian dari cinta. Oh Tuhan, aku mencintainya. Aku mencintai makhluk ciptaanmu yang satu ini. Salahkah Ya Allah? Kenapa kecil sekali nyaliku untuk bisa mengungkapkan semua perasaanku kepadanya. Tapi dia sahabatku. Ya, dia hanya sahabatku. Tapi dia juga cintaku. Cinta dalam hatiku. Pantaskah aku?
Lautan ada sebagai penghalang. Tapi dengan perahu, kita dapat menyebranginya. Gunung ada sebagai penghalang, tapi dengan pesawat, kita dapat melewatinya. Dan persahabatan, ada sebagai penghalang. Tapi dengan keyakinan, kita dapat memilikinya... for whida.
Sebutir airmata whida berlinang tidak terasa. Setelah membaca lembaran demi lembaran curahan hati john melalui buku itu.
“Tapi sekarang, aku tidak tahu john di mana? Dia tidak pernah menghubungiku lagi.. aku ingin bertemu dengan dia, heri..” desak whida, menyeka airmatanya.
“Ya udah, sekarang kita ke rumahnya john... Kamu minta penjelasan sama dia, kenapa dia gak pernah masuk sekolah, dan gak pernah menghubungimu lagi.” whida langsung setuju dengan ajakan heri...
Mereka pun segera pergi ke rumah john
***
kakak di rumah john langsung menyambut kedatangan whida dan heri. Meski whida harus menelan kecewa, karena malam ini john tidak ada di rumah.
“Sebenarnya, john kemana, mbak..?” tanya whida. Perlahan tapi pasti, kakak nya mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
“jhon dibawa ke RS beberapa hari yang lalu. Dia harus dioprasi di sana.”
“Astaga! john dioprasi? Memangnya dia kenapa, mbak.
?” Suara Senja terdengar tinggi, dan terkejut.
“jhon kecelakaan saat mengikuti kejurnas dan salah teknik terkena tendangan d leher hingga pingsan Lalu john langsung dibawa ke Rs .”
entah kenapa sebelum musibah itu dia sering murung dan melamun...
Petir seolah-olah menyambar whida... setelah mendengar kabar yang mengejutkan bagi dirinya itu. Dia tak mampu lagi membendung airmata, dan melelehlah airmatanya. Menangis. Membayangkan bagaimana keadaan john saat ini. Membayangkan bagaimana tersiksanya dia selama ini. john tidak pernah cerita soal ini. Sungguh ini sangat menyakitkan.
***
whida mendapat kabar bahwa john telah pulang dari Rs.. Sepulang sekolah, tak segan-segan whida segera menuju ke rumah john.., untuk mengetahui keadaan nya
Sesampainya di rumah john
“jhon nya ada, bu.... Saya ingin bertemu dengan dia.” kata whida dengan ramah kepada wanita yang merupakan ibu jhon itu.
“Oh, ada. john lagi ada di belakang rumah... Mari saya antar..”
Kemudian whida berjalan di belakang ibunya john Setelah sampai di belalang
“john. Ini ada teman kamu yang ingin bertemu..”
whida sangat terlihat iba. Ia menangis dalam hati, melihat keadaan sahabatnya saat ini. john tidak seperti dulu. Dia duduk lemas di atas kursi roda. Kepalanya gundul yang hanya ditutupi oleh cubluk. Wajahnya sangat pucat. Tubuhnya kurus. Oh! Inikah john ? john sungguh berbeda. Sungguh memiris hati whida.
Setelah ditinggal oleh ibu john... Pertemuan kedua insan itu tak ubahnya melerai airmata. whida tak dapat lagi menahan airmata ketika melihat john yang seperti ini.
“whida..” sahut john dengan lemas. whida menekukkan lututnya. Memandangi wajah john yang pucat itu. Meraba wajah john, diiringi dengan airmatanya.
“Kenapa kamu gak pernah cerita soal ini, john..... kenapa?” Tanya gadis yang masih berseragam SMA itu sembari menangis. Keduanya sama-sama menatap bola mata berkaca-kaca yang sayu itu. john juga tidak dapat menahan telaga matanya. Ia meneteskan airmata ke pipinya. Kemudian ia pegang tangan whida yang menyentuh pipinya.
“Maafkan aku, whida.... Aku hanya gak mau orang lain tahu tentang urusan pribadiku.” kata john.... Memandangi whida dengan berkaca-kaca.
“Tapi bukan cuma ini yang kamu sembunyikan. Bodoh kamu, john.. Kenapa sampai selama itu kamu menyembunyikan perasaanmu. Dan kamu telah menyiksa perasaanmu sendiri.”
“Maksud kamu..” whida pun mengeluarkan buku harian milik john dari tasnya. john terkejut melihatnya. Buku yang selama ini dia cari, ternyata ada di tangan whida
“Ini buku harianmu, kan? Aku sudah baca semuanya.”
“Kenapa bisa di kamu?”
“Itu gak penting. john, seandainya kamu bilang dari dulu sama aku tentang perasaan kamu. Tapi kenapa kamu membiarkan perasaan kamu tersiksa, john..” Lagi-lagi whida hanya menangis.
“Karena di hati kamu bukan ada aku. Dan hati kamu bukan untuk aku. Aku merelakan apa saja demi kebahagiaan kamu, whida. Walaupun kebahagiaan kamu bukan karena aku. Dan sering kamu bilang, kamu senang mempunyai sahabat sepertiku. Aku cukup tahu diri. Aku mengerti posisiku untuk kamu. Untuk itu aku ingin selalu ada mendampingi kamu walau hanya sebagai sahabat.”
“Tapi kamu gak pernah bilang, kalau sahabat juga merupakan bagian dari cinta. Dan cinta juga bisa seperti sinar mentari dan rembulan. Cinta juga bisa menghangatkan dan menyejukkan. Bukan hanya sahabat..” Kemudian whida memeluk john... Ia menangis dalam pangkuan laki-laki itu. john mengusap rambut whida dan ikut menangis.
“Aku mencintaimu, john.. aku gak mau kehilangan kamu..” Betapa kata-kata whida ini mampu membangkitkan semangat john yang telah redup.
“Aku juga mencintaimu, whida..Kamu adalah sahabatku, sekaligus cinta dalam hatiku.” Keduanya saling menumpahkan cinta. john barulah mau mengutarakan seluruh isi hatinya yang ia pendam sejak dulu terhadap whida. “Aku harap. Waktu masih memberikan kesempatan aku untuk hidup normal atau hidup lebih lama lagi..” batin john menangis.
***
Hari ini pelaksanaan ujian nasional di seluruh jenjang pendidikan. Namun sayang, john tidak ikut melaksanakan ujian, karena kondisinya yang semakin memburuk. Pikiran whida terusik dan terganggu oleh bayangan john Sehingga ia kurang konsentrasi untuk mengisi soal ujian. whida selalu kalut dalam pikirannya. Bagaimana keadaan john saat ini? Apa dia sudah pulih kembali? Beberapa pertanyaan memenuhi ruang memori otak whida... Gadis itu hanya menatap lembar soal dengan pikiran yang entah kemana.
Pada saat pulang. Siang yang panas itu mendadak mendung. Tak lama pun hujan turun dengan derasnya. whida segera menaiki angkut sebelum badannya terguyur hujan. Di dalam angkut yang sudah melaju, whida tidak tahu apakah ia mau langsung pulang atau mampir dulu ke rumah john.
whida juga ingin tahu bagaimana kondisi john saat ini. Dan akhirnya whida memutuskan untuk pergi ke rumah john. Seolah-olah hatinya tergerak untuk ingin selalu bertemu dengan john
Sesampainya di depan rumah john...Senja terkaget-kaget. Kenapa rumah john dipenuhi dengan orang-orang? Ya, banyak orang di sana. Membuat whida bertanya-tanya. Ada acara apa di rumah john ?
Perlahan, ia memasuki berandanya john Di dalam sana, terdengar isakan tangis yang sangat dahsyat. Hati whida bergetar kuat. Ah! Ada apa ini? Tiba-tiba saja whida merasa ingin menjatuhkan airmata. Setelah berada di dalam rumah john yang cukup dipadati oleh sebagian orang. Anehnya lagi ada beberapa orang yang sedang mengaji. whida kaget luar biasa. Ketika melihat ke tengah-tengah orang-orang yang sedang mengaji. Di situ terbaring jenazahnya john... Halilintar dan petir kini benar-benar telah menyambarnya. Airmatapun tidak dapat lagi ditahan. whida menangis, walau tidak sehisteris ibunya john
“john....” Badan whida mendadak lemas, tidak berdaya. Tangisanpun semakin menghadangnya. Ia menggeleng-gelengkan kepala, seakan ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Tidak mungkin..!! teriaknya di dalam hati.
***
Bila mana cinta dapat dimengerti, maka hatipun tidak akan mudah terkoyak. Hari-hari yang indah semakin kurindukan. Hari-hari yang dulu berlalu walau tanpa sebuah cinta. Kini aku telah menemukan apa yang kucari. Sebuah makna cinta yang tidak akan sampai tersentuh oleh orang yang jatuh cinta sekalipun. Aku mengerti ini, Sayang.. aku mengerti kamu. Aku mengerti persahabatan kita. Aku mengerti perasaanku. Aku mengerti perasaanmu. Dan aku semakin yakin, bahwa sahabat adalah CINTA...
Seperti itulah tulisan singkat yang whida baca pada halaman terakhir buku harian john.... whida tersenyum, meski dihatinya tak dapat lagi tersenyum, menahan perihnya airmata. whida mendekap erat buku itu. Memejamkan matanya. Membayangkan kisah indahnya bersama john. Sebuah kata-kata john yang selalu tersimpan dihatinya. Sahabat merupakan bagian dari cinta. Kamu adalah sahabatku, sekaligus cinta dalam hatiku...
RAMPUNG....
lur..... kesel sik ngetik...
nama dan kejadian hanyalah ilustrasi hayalan
bukan kenyataan...
mohon maaf bila ada nama dan kejadian yg sama....