Sabtu, 26 Juli 2025

CERPEN: tak sampai


Bismillah 
Penulis selalu mengingatkan cerita ini hanya fiktif, bila ada kesamaan nama dan kejadian saya mohon maaf
___________


Judul Cerpen: Kasih Tak Sampai
Penulis : JS pengemis 

-----_______----

Langit senja di desa kecil itu memerah, seakan ikut merasakan sesak di dada Joe. Ia duduk di bangku taman dekat sekolah lamanya, tempat di mana ia dan Wida dulu sering menghabiskan waktu. Di tangannya ada secarik surat—kertas kusam yang sudah lusuh karena berulang kali diremas. Itu adalah surat cinta yang tak pernah berani ia serahkan.


---

Kenangan Masa SMA

“Joe, ayo cepat! Kamu lama banget kalau jalan!”
Suara riang itu membuat Joe tersenyum tanpa sadar. Ia memandang gadis di depannya, Wida, dengan tatapan yang tak pernah berani ia ungkapkan. Gadis itu, dengan seragam putih abu-abu dan jilbab sederhana, selalu menjadi pusat dunianya.

“Aku nggak lambat. Kamu aja yang jalan kayak dikejar hujan,” balas Joe dengan senyum tipis.

Wida tertawa lepas. “Kamu tuh, kalau ketawa jangan pelit, dong. Rasanya aku ngobrol sama tembok kalau kamu diem terus.”

Joe menghela napas pelan. Dalam hatinya ia selalu ingin berkata: Aku diem karena takut kalau aku bicara, semua perasaan ini bocor. Tapi, seperti biasa, ia memilih diam.


---

Obrolan

Suatu malam di kelas 3, mereka duduk di warung hik kecil dekat pasar. Lampu-lampu temaram dan bau uap wedang jahe yang baru diseduh membuat suasana terasa hangat.

“Joe, menurutmu cinta itu apa?” tanya Wida tiba-tiba, menatap langit malam yang penuh bintang.

Joe terdiam beberapa detik. “Cinta itu… mungkin ketika kita cuma pengen orang yang kita sayang bahagia. Bahkan kalau dia nggak sama kita.”

Wida memiringkan kepalanya, tersenyum samar. “Kamu kayaknya pernah jatuh cinta, ya?”

Joe hanya tersenyum hambar. “Mungkin.”

Kalau kamu tahu, Wid… cinta itu kamu, batinnya.


---

Setelah SMA

Waktu berjalan cepat. Mereka berdua lulus. Wida bekerja di perusahan bonafit sedangkan Joe tinggal di desa kecil, bekerja di sawah. Mereka masih saling mengirim pesan, tapi perlahan percakapan itu semakin jarang.

Hingga suatu sore, sebuah sms masuk di ponsel Joe.

> “Joe, aku mau kasih kabar. Aku dilamar seseorang… dan aku terima.”



Joe membaca pesan itu berulang-ulang, seakan hatinya disayat. Jemarinya gemetar saat membalas:

> “Selamat, Wida. Aku doakan kamu bahagia.”




---

Malam Sebelum Pernikahan

Joe duduk di kamarnya, menulis surat dengan tangan yang bergetar. Dalam surat itu, ia menulis semua rasa yang selama ini ia simpan:

> “Wida, mungkin kamu nggak pernah tahu, tapi aku mencintaimu sejak pertama kali kamu tersenyum padaku. Aku nggak pernah bisa berkata, karena aku takut merusak semua. Sekarang, aku cuma ingin kamu bahagia. Meskipun bukan aku yang di sampingmu.”



Air mata Joe jatuh membasahi kertas. Ia tidak pernah mengirimkan surat itu. Malam itu ia pergi ke taman dekat sekolah, dan meletakkan surat itu di bangku tempat mereka dulu suka bercanda.


---

Hari Pernikahan

Hari itu cerah, secerah senyum Wida di pelaminan. Joe datang, tapi hanya berdiri di luar gerbang. Dari jauh ia melihat Wida, mengenakan gaun putih dan senyum yang selalu ia rindukan.

“Selamat, Wid…” bisik Joe.

Air mata jatuh di pipinya. Tanpa ada yang tahu, ia membalikkan badan dan berjalan pergi.

Di tangannya, surat itu masih ada—tak pernah dibaca Wida. Dan mungkin, tak akan pernah.


---

Lanjut part berikutnya 
Masih dalam satu kisah

CERPEN: salam dari Radio

Bismillah 
Mohon maaf kepada pembaca, apabila ada kesamaan nama, tempat, atau peristiwa dengan pembaca, karena cerita ini hanya fiktif
---------------------------------------


Cerpen: 
Judul : Salam dari Radio ASRI
Karya : JS pengemis

Joe duduk di bangku paling belakang kelas 3 IPA SMA Muhammadiyah. Ia dikenal sebagai siswa yang tenang, tapi mudah diajak bercanda. Setiap pagi ia datang lebih awal, hanya untuk melihat sosok gadis yang diam-diam mengisi ruang hatinya — WIDA.

WIDA, siswi kelas 3 IPA juga, ia selalu tampil sederhana dengan hijab Nya. Senyumnya menenangkan, suaranya lembut, dan tutur katanya sopan. Joe sering melihat Wida saat di kantin atau saat pulang sekolah. Ia selalu ingin menyapa, tapi keberanian seakan terhisap setiap kali mata mereka hampir bertemu.


---

Raka dan Radio ASRI

Setiap malam Minggu, Joe punya kebiasaan unik: ia mendengarkan Radio ASRI , stasiun radio lokal yang terkenal dengan acara “Salam Musik Malam.” Di acara itu, siapa saja bisa mengirim salam, curhat, atau Kirim puisi cinta.

Joe sudah menjadi pendengar setia. Ia sering menulis puisi di buku catatan kecil, biasanya ia mengirim puisi lewat pos ke radio itu, tp entah mengapa ia mencoba memberanikan diri datang ke WARTEL (Waung telf) lalu ke menelepon radio itu. Suaranya agak bergetar setiap kali si penyiar bertanya,
“Salamnya untuk siapa, Mas?”

Joe selalu menjawab,
“Untuk seorang gadis berhijab di SMA Muhammadiyah kelas 3 IPA. Dia mungkin tak tahu aku siapa, tapi semoga dia mendengar.”

Lalu ia membaca puisi singkat ciptaannya:
“Ada doa di setiap detik langkahmu,
Ada rindu di balik diamku.
Jika kau dengar lagu ini,
Ketahuilah… aku sedang memikirkanmu.”


---

Bisikan Rahasia

Pagi berikutnya, di kantin, Joe mendengar teman-teman Wida bicara sambil tertawa.
“Wida, kemarin kamu denger nggak? Ada salam di radio untuk cewek SMA Muhammadiyah klas 3Ipa, puitis banget, loh!”

Wida tersenyum kecil. “Iya, aku dengar. Romantis banget ya, kira-kira siapa, ya?” katanya sambil memegang gelas es teh.

Joe yang duduk tidak jauh dari mereka hanya menunduk. Ada rasa bahagia karena wida mendengar, tapi ada juga rasa getir. Andai saja aku berani…


---

Pertemuan di Perpustakaan

Suatu hari, tanpa sengaja joe bertemu wida di perpustakaan sekolah. Wida sedang mencari buku pelajaran kimia.
“Hai joe??” sapa Wida dengan ramah.
Joe kaget, wajahnya memerah. “I-iya… Ada yang bisa kubantu?”
“Eh, kamu tau g buku paket kimia yg pak guru tadi pakai, aku g bingung ? Aku lagi pusing nih sama soal ini,” kata wida sambil menunjuk catatannya.

Momen itu seperti hadiah dari langit. Mereka duduk di meja baca, joe menjelaskan pelajaran dengan hati-hati, berusaha menutupi rasa gugupnya.
Saat wida mengucapkan, “Makasih ya, kamu baik banget,” joe merasa jantungnya meledak.

Tapi bahkan setelah momen itu, joe tetap tak berani mengungkapkan isi hatinya. Ia merasa gadis sebaik wida mungkin terlalu indah untuk disandingkan dengan dirinya.


---

Salam Terakhir

Waktu berlalu cepat. Hari kelulusan SMA tiba. Semua siswa sibuk menulis pesan di seragam, dan merayakan kenangan. Joe melihat wida di kejauhan, tertawa bersama teman-temannya. Ada rasa sesak di dada.

Malam itu, joe kembali menelepon Radio ASRI. Suaranya lebih bergetar dari biasanya.
“Ini salam terakhir dari aku… untuk seorang gadis berhijab di SMA Muhammadiyah 3 Klas ipa. Aku nggak pernah berani bicara langsung, tapi lewat radio ini aku ingin bilang: terima kasih sudah menjadi cahaya di masa SMA-ku. Semoga kau bahagia, di mana pun berada.”

Untuk yang siar aku request Lagu “Kisah Tak Sampai” 
Dan lagupun mengalun setelah itu. Joe menutup telepon dengan mata berkaca-kaca.


---

Ending 

Bertahun-tahun kemudian, Joe duduk di tepi sungai, dia sudah merantau kesana kemari hingga sumatra. Ia tak pernah tahu bagaimana kabar wida. Kadang ia bertanya-tanya, apakah wida pernah sadar bahwa semua salam di radio dulu datang dari dirinya?

Namun, dalam hati joe, cinta itu tetap menjadi cerita paling indah — meski hanya hidup dalam diam, dan tak pernah sampai.


Part  berikutnya insyaallah masih



---



Senin, 16 Desember 2024

cerpen



Dulu, aku tak begitu mengenalnya, karena dirinya tak satu klas dengan ku, selain itu.mungkin karena saya juga jarang masuk, hingga tak mengenal nya sebelum nya

Berawal dari kelas baru  dan sebuah bolpoin yang ia pinjam dariku, lalu kami bertukar sapa, setelah kejadian itu, kami berdua pun semakin akrab. Hampir setiap hari, ia menanyakan apa yang sedang aku lakukan, hingga pada suatu hari, saat aku tidak sengaja menabrak sebuah pot bunga di lantai 2, dia adalah orang pertama yang memperhatikan kondisiku dan mengobati lukaku.

Sejak saat itulah perasaanku mulai muncul kepadanya, singkat cerita. Seminggu kemudian, aku mendengar kabar bahwa ada banyak cowok² yang menyukai dia, dia pun mencoba untuk membuka hatinya mungkin,.. sambil menyeleksi cowok² yang suka padanya. Hampir setiap hari aku selalu memberinya permen yang bertuliskan isi hatiku, dan aku selalu senyum sendiri bila melihat senyum manisnya, tapi dia menanggapinya dengan biasa saja, aku tidak pernah menyerah. Satu per satu dari mereka gugur, sekarang hanya ada aku dan seorang cowok yg dekat dengan nya, tapi aku kurang tau dia pacarnya atau hanya sekedar teman saja...


O iya... Wanita yang aku taksir itu berinisial “Wida"

🤣🤣🤣.

Berbagai upaya kulakukan untuk mendapatkan cintanya, hingga pada suatu hari, pada saat pelajaran biologi, aku dan dia saling membalas surat, dan di dalam surat itu, dia mengatakan : “kenapa kamu tidak berbicara secara langsung saja denganku “, lalu dengan gugup aku pun mengatakan : “ aku malu “. Setelah pelajaran biologi berakhir, aku pun di paksa oleh temanku agar aku mau berbicara berdua dengan Wida Wanita yang aku sukai itu, aku pun tidak bisa menolaknya. “ Ada apa? “, ujar wida yang kusukai itu. 

“ aku suka padamu “, ujarku dengan malu-malu. Dia pun heran, dan apa yang aku dapat, seperti kata pepatah : “sudah jatuh, tertimpa tangga pula “, sudah malu, ditolak pula.

Keesokan harinya, aku mendangar kabar bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih, hatiku hancur mendengarnya, panas dingin... keringat bercucuran sekujur tubuh terasa dingin, aku berusaha untuk menyembunyikan kesedihanku dihadapannya, tapi ternyata itu sulit.

Dua hari tiga malam, aku masih merenungi nasibku yang terasa sakit karena bodoh nya ulah ku,  dan seakan aku belum bisa menerima semuanya,  kalau ternyata orang yang aku cintai, sekarang telah memiliki seorang kekasih, walaupun aku tahu dari temanku,

Dan akhirnya berlahan aku menjauhinya untuk melampiaskan perasaan sakit ini

Aku hanya mampu bergumam... Aku akan tetap menyayangi mu

 Aku berlahan mundur aku tidak ingin menyakiti perasaanku seperti dia menyakiti perasaan laki² itu nantinya, karena aku berusaha bisa baik baginya.

Siang harinya, saat aku berdiri disamping jendela kelasku, aku mendengar suaranya yang sedang tertawa bersama teman-temannya, lagi-lagi aku tidak bisa menahan getirnya rasa, andai hati ini tak sekeras batu, mungkin akan menangis tersedu-sedu bila mendengar suaranya, sulit bagiku untuk melupakannya, apalagi dia sekelas denganku.

Mungkin dia berpikir kalau sikapku ini terlalu berlebihan dan agresif, tapi inilah sifatku, inilah diriku, aku berbeda dengan yang lainnya.

Memang susah untuk melupakan orang yang sangat kita cintai, tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan cintannya, meski kutahu dia telah memiliki kekasih, dan aku sadar ia tidak akan pernah memberikan cintanya padaku, tapi tak ada salahnya jika kita mengharapkan sesuatu yang kita inginkan, walaupun itu semua tak akan mungkin terjadi, tapi yang terpenting kita sudah berusaha semampunya.

Memang susah untuk melupakan orang yang sangat kita cintai, tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan cintannya, meski kutahu dia telah memiliki kekasih, dan aku sadar ia tidak akan pernah memberikan cintanya padaku, tapi tak ada salahnya jika kita mengharapkan sesuatu yang kita inginkan, walaupun itu semua tak akan mungkin terjadi, tapi yang terpenting kita sudah berusaha semampunya.

Mungkin orang-orang berpikir bahwa lebih baik dicintai dari pada mencintai seseorang, tapi itu tidak berlaku kepadaku, aku lebih baik mencintai seseorang dari pada dicintai, karena jika kita mencintai seseorang, kita akan merasa bahagia, meskipun hati kita tersakiti karena tidak dicintai.

Tetapi jika kita dicintai seseorang dan kita tidak mencintai orang tersebut, maka kita akan selalu merasa bersalah karena telah menerima orang yang tidak kita cintai dan dia akan tersakiti, karena bagiku lebih baik tersakiti daripada menyakiti.



Minggu, 15 Desember 2024

nn


Pengembaraan hati kini menemui titik henti
Hati ini sudah ku gerakan Meyusuri belantara asamara
Alangkah indah setelah ku menemukan mu
Membuat terpesona setiap mata

Hadirmu asyik untuk diajak bercengkrama
Membuatku ingin berlama lama dengan mu

Rona-rona merah muda
Menyelimuti kuncup bunga
Sebuah kuncup yang kemudian mekar menjadi cinta

Keberadaaanmu ini masih sunyi
Meskipun sesak dengan macam isi
Jauh dari kata bising ocehan sahabat

Aku mengagumimu
Aku tidak butuh
suara riuh bersahutan di sekitar
Aku tidak butuh pengakuan
Aku nyaman dengan kehangatan
Hadirmu memecah kerasnya egoku

Hari ini...
Sepi dari kicauan burung
Melati tegak berdiri
Mawar indah dipandang
Pohon bambu tinggi Menjulang
Daun pisang melambai
Seolah menyapa

Hadirmu benar-benar menawan
Sehingga dibuat Hatiku bergetar

Ku bertanya pada kalbu?
Insan seindah ini, adakah yang sudah merayu?

Kemudian hatiku beranjak pulang,
Berencana datang satu pekan kedepan
Sambil kupersiapkan bekal mental

Ku Bertekad mendiami hati mu
Sambil menyirami mawar yang bertebar
Dan merawat rimbun pohon rindu meskipun baru ketemu
Yach... Meski ini cuma hayal semu
Apa salah nya ku mengharapkan mu

Ku juga ingin, mewarnai kisa ini
Supaya tak sunyi,
 Bukan buaian kata manis yang Inginku bawa
sambil melepas  ocehan hati, sebagai obat manakala murung.

Satu pekan telah kulewati
Bekal mengagumi kupenuhi
Tekat bulat untuk menemui
Baru sejengkal langkahkan kaki
Aku terperanjat

Siapa gerangan ????
Ohhh.......
Aku balik badan...
Ternyata hati mu sudah ada yang mewarnai
Lalu aku balik badan
Dan...
Lalu Aku pergi ....

Apakah aku  Salah 'Mencoba' Mencintaimu?

Jika salah...
Kenapa harus bertemu saat ini

Biar....
Aku kan selalu menjaga jarak ini
Agar aku tetap bisa menikmati 
Keindahan pesona ketika kita disini

Cukuplah mengagumi
Biarkan tetap indah seperti ini
Tidak perlu mencampuri
Yang indah biarlah terus indah..
Tanpa harus aku mengusiknya..

Aku yang salah...
Aku yang naif dengan perasan ini
Maaf...















34445


Kurakit  semua rindu dalam mimpi

Membawanya mengarungi samudra

Mengarungi ombak di laut lepas

Akankah semua rindu dalam mimpi selamat?

Kucoba dengan sekuat tenaga

Menjadi nakhoda mimpi-mimpi itu

Menyelamatkan dari benturan karang

Membawanya hingga bermuara

 Doaku, semoga rindu dalam mimpi itu selamat

Hingga bibir ini tersenyum merekah

Sungguh, aku menunggu waktu itu

Ketika semua rindu dalam mimpi berhasil didekap

Tapi rindu itu kejam

Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari
ia masih belum terpejam
matanya bengkak-bengkak
bibirnya pecah-pecah
tubuhnya lebam-lebam
kulitnya memerah bagai ruam
usai lelah melewati
malam yang begitu kelam
bersama rindu yang sudah kelewat kejam

tidak salah lagi, kan?
Rindu yang kejam


aaa


Tuhan....

Salahkah aku mencintai nya

Seandainya mencintainya adalah sebuah kesalahan

Maka ini adalah kesalahan terindah yang menerpa hidupku
Meskipun akan membawaku pada jerat luka

Aku tak pernah tau...
Ini sebuah cerita yang baik atau buruk
Seperti dua mata bilah samurai katana
Cinta ini bisa membawaku pada dua arah bersamaan

Aku menolak untuk melepasmu
Walau aku tahu suatu hari aku akan terbunuh oleh kenyataan
Dengan torehan tinta Pelarian hati yang penuh luka

Perlu kamu tau...
Rindu itu amat kejam
Jadi lebih baik aku tersiksa dalam kebersamaan

Biarkan saja rasa itu menjerit kencang
Menusuk banyak luka
Asalkan rasaku tak kau biarkan hancur lebur tanpa ampun

Biarkan aku menari girang dalam kesalahanku
Hingga tiba waktunya aku mampu mencintai diriku sendiri 
Aku akan merelakanmu dan aku berdamai dengan semesta yang mungkin sudah mengutukku untuk bersamamu
Jika suatu hari gempita sore dapat bercerita maka ia akan melafalkan kesedihanku di bawah langit berwarna jingga





tuhan

Tuhan....

Salahkah aku mencintai nya

Seandainya mencintainya adalah sebuah kesalahan

Maka ini adalah kesalahan terindah yang menerpa hidupku
Meskipun akan membawaku pada jerat luka

Aku tak pernah tau...
Ini sebuah cerita yang baik atau buruk
Seperti dua mata bilah samurai katana
Cinta ini bisa membawaku pada dua arah bersamaan

Aku menolak untuk melepasmu
Walau aku tahu suatu hari aku akan terbunuh oleh kenyataan
Dengan torehan tinta Pelarian hati yang penuh luka

Perlu kamu tau...
Rindu itu amat kejam
Jadi lebih baik aku tersiksa dalam kebersamaan

Biarkan saja rasa itu menjerit kencang
Menusuk banyak luka
Asalkan rasaku tak kau biarkan hancur lebur tanpa ampun

Biarkan aku menari girang dalam kesalahanku
Hingga tiba waktunya aku mampu mencintai diriku sendiri 
Aku akan merelakanmu dan aku berdamai dengan semesta yang mungkin sudah mengutukku untuk bersamamu
Jika suatu hari gempita sore dapat bercerita maka ia akan melafalkan kesedihanku di bawah langit berwarna jingga





Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul "[PUISI] Jika Mencintaimu Adalah Sebuah Kesalahan".

Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/fiction/poetry/iche-caroline/puisi-jika-mencintaimu-adalah-sebuah-kesalahan-c1c2.