Namun tetaplah kau yang tak terganti
Walau hati ini sudah tak mampu menanti
Tapi tetap kau yang selalu di hati
Tak pernah kupikir dengan takdir
Kau pergi
Tak pernah kupikir dengan takdir
Kau kembali
Kembali menabur ceria atau menabur perih yang kurasa
Dan mengembalikannya seperti sediakala
Kisahmu yang selalu terbayang
Ku susun satu persatu dalam kata
Dan menjadikannya jalan
Bahwa mencintai tak seharusnya berharap tinggi
Kisahmu yang selalu terbayang
Ku susun satu persatu dalam kata
Dan menjadikannya jalan
Bahwa mencintai tak seharusnya berharap tinggi
Menelusuri ruang gelap di ruang tamu
Gelisah tak ku dapat dengan merayu
Cinta pertamaku bukan kamu
Namun pelabuhan terakhirku itu kamu
Walau hanya dalam impianku
:::::::::;:::::::::;;:;;;;::::::::::::::::::::::::;;;;;;::::::
Berjalan nya sang waktu
Andaikan waktu tak memisahkan awan dengan gadis yang di impi
Kini keduanya insan hidup di antara pagar pembatas
Bertemu atau memang sudah dipisahkan karena takdir yang tak tuntas
Karena semuanya hanya diketahui oleh yang di atas
Tanpa disadari banyak cerita yang tak kunjung lepas
Darimu aku banyak belajar
Tentang dunia yang kejam untuk seseorang yang ingin mendapatkan kasih sayang
Sesekali berhayal sang waktu berputar mundur?
Karena ku t'lah capek mengukur
Mengukur sesuatu yang tak sesuai dengan kenyataan
Egoku terlalu tinggi untuk mengharapkan
Perih dan pedih tercampur
Rasa penuh harap ketika sedang mengharap
Kehilangan sesuatu yang indah telah membuatku cukup menggelap
Hingga tak satupun kata yang mampu berucap
Kenangan ini terus berjalan
Berlewatnya hari masih menandai
Seakan ingin kulabui
Kenangan bersamamu membuat hatiku perih
Namung apa daya kita bukan siapa siapa
Meski rasa rindu ini masih teriringi
::::::::::::#*:::::::::::::::::()::::::::::::():::::
Kerasnya kehidupan yang kujalani dengan lusuh,
kaki tangan yang membesar karena kukuh,
ya inilah aku.
Inilah aku,
yang tak ada istimewanya dariku.
Bahkan tulisan yang kutuangkan setiap aku mengenangmu
itu pun hanya salah satu bentuk dari diamku.
Datang nya Senja yang kurindukan diam-diam,
Di sambut rembulan yang menemani dalam kelam,
dan tenang dalam keheningan malam
Ini hanyalah sebagian caraku menemukan "mu" dalam diam.
Karena di manapun aku berada, semuanya tetap sama.
Namun ada satu hal yang berbeda.
Titik terdekat bumi dan langitlah yang selalu menjadi teman setia.
Teman setia dikala penat
seusai mengarungi samudera kehidupan yang pekat.
Aku bukan siapa-siapa,
hidupku juga belum menemukan klimaksnya.
Tentang Keberadaanku dan diam ku menaruh rasa padamu
tidak ditentukan oleh dunia di sekitarku,
melainkan oleh keberanian menerima yang sebenarnya dari diriku.
Hanya sedikit dekap yang telah kutemukan dari sebagian kecil tujuanku,
yakni membawa inspirasi dan harapan bagi hatiku yang terlelap.
Aku memang bukan siapa-siapa,
jelas bukan siapa-siapa.
Bila lidahku keluh,
itu tak apa.
Bila badanku lesuh,
juga tak apa.
Bahkan bila langkahku kaku,
itupun sama tak apa.