Rabu, 10 Juli 2024

xz



Meski senyap dalam hidup ini

Namun tetaplah kau yang tak terganti

Walau hati ini sudah tak mampu menanti

Tapi tetap kau yang selalu di hati

Tak pernah kupikir dengan takdir

Kau pergi

Tak pernah kupikir dengan takdir

Kau kembali

Kembali menabur ceria atau menabur perih yang kurasa

Dan mengembalikannya seperti sediakala

Kisahmu yang selalu terbayang

Ku susun satu persatu dalam kata

Dan menjadikannya jalan

Bahwa mencintai tak seharusnya berharap tinggi

Kisahmu yang selalu terbayang

Ku susun satu persatu dalam kata

Dan menjadikannya jalan

Bahwa mencintai tak seharusnya berharap tinggi

Menelusuri ruang gelap di ruang tamu

Gelisah tak ku dapat dengan merayu

Cinta pertamaku bukan kamu

Namun pelabuhan terakhirku itu kamu

Walau hanya dalam impianku 

:::::::::;:::::::::;;:;;;;::::::::::::::::::::::::;;;;;;::::::

Berjalan nya sang waktu

Andaikan waktu tak memisahkan awan dengan gadis yang di impi

Kini keduanya insan hidup di antara pagar pembatas

Bertemu atau memang sudah dipisahkan karena takdir yang tak tuntas

Karena semuanya hanya diketahui oleh yang di atas

Tanpa disadari banyak cerita yang tak kunjung lepas

Darimu aku banyak belajar

Tentang dunia yang kejam untuk seseorang yang ingin mendapatkan kasih sayang

Sesekali berhayal sang waktu berputar mundur?

Karena ku t'lah capek mengukur

Mengukur sesuatu yang tak sesuai dengan kenyataan

Egoku terlalu tinggi untuk mengharapkan

Perih dan pedih tercampur

Rasa penuh harap ketika sedang mengharap

Kehilangan sesuatu yang indah telah membuatku cukup menggelap

Hingga tak satupun kata yang mampu berucap

Kenangan ini terus berjalan

Berlewatnya hari masih menandai

Seakan ingin kulabui

Kenangan bersamamu membuat hatiku perih

Namung apa daya kita bukan siapa siapa

Meski rasa rindu ini masih teriringi

::::::::::::#*:::::::::::::::::()::::::::::::():::::

Kerasnya kehidupan yang kujalani dengan lusuh,
kaki tangan yang membesar karena kukuh,
ya inilah aku.
Inilah aku,
yang tak ada istimewanya dariku.
Bahkan tulisan yang kutuangkan setiap aku mengenangmu
itu pun hanya salah satu bentuk dari diamku.

Datang nya Senja yang kurindukan diam-diam,
Di sambut rembulan yang menemani dalam kelam,
dan tenang dalam keheningan malam

Ini hanyalah sebagian caraku menemukan "mu" dalam diam.

Karena di manapun aku berada, semuanya tetap sama.

Namun ada satu hal yang berbeda.

Titik terdekat bumi dan langitlah yang selalu menjadi teman setia.

Teman setia dikala penat

seusai mengarungi samudera kehidupan yang pekat.


Aku bukan siapa-siapa,

hidupku juga belum menemukan klimaksnya.

Tentang Keberadaanku dan diam ku menaruh rasa padamu

tidak ditentukan oleh dunia di sekitarku,

melainkan oleh keberanian menerima yang sebenarnya dari diriku.

Hanya sedikit dekap yang telah kutemukan dari sebagian kecil tujuanku,

yakni membawa inspirasi dan harapan bagi hatiku yang terlelap.

Aku memang bukan siapa-siapa,

jelas bukan siapa-siapa.

Bila lidahku keluh,

itu tak apa.

Bila badanku lesuh,

juga tak apa.

Bahkan bila langkahku kaku,

itupun sama tak apa.