Supaya ia mampu menarik hatimu: saat kau lihat secarik kertas lusuh itu
namun, barulah kusadari
pada hari ini, kugantungkan aksaraku: di lembaran bersampul
Hingga saat ini tak satupun aksara yang kau jumpai
Meski ku tunggui
Dari saat tak satu pun bintang tampak bersinar hingga berjuta pijar di angkasa – hingga lenyap terlahap mentari
Seketika itu, menderas aksara bisu
Dan, kau lebih bisu
Dengan setangkai mawar
Yang kian layu
Musnahlah sudah
Lupakan kedamaian semu
Beserta isyarat segala pesonamu
Biarlah misteri batin samar memanggil
Sebagaimana aku tak dapat menahan ingatan tentang parasmu
Bagai kutukan parasmu mengedap dalam asaku
:::::::::::::::::::::::::::::::::
Kata singkat bertinda sendu
Seakan golak terpaku
Meratap menatap nasib
Tak kuasa memandang gundah
Padahal, setia nyala berbahagia
Jengah terkesima
Pudar termakan waktu
Yang manis, yang retak, yang kelabu
Memori telah terekam di sini
Suatu saat pasti dimengerti
Meski bukan hari ini
Pintaku, seberangi penghalang yang memadamkan
Pintaku, tunjuklah kebenaran seluas pandanganKalau aku bukan siapa-siapa mu
Namun ijinkan aku mengenalmu Demi erat hati dan kalbu
Namun ijinkan aku mengenalmu Demi erat hati dan kalbu