Rabu, 10 September 2025

 



Gadis di Taman Sekolah


Di bangku taman, teduh oleh rimbun bambu,

seorang gadis duduk tenang,

membawa buku—seakan membawa dunia,

di matanya tersimpan cahaya muda.


Kain putih yang membalut kepalanya,

sejernih pagi yang baru lahir,

angin berbisik lembut di antara dedaunan,

menyapa wajahnya yang teduh penuh harap.


Ia bukan hanya membaca huruf di halaman,

tapi menulis mimpi di lembar kehidupan,

setiap kata menjadi langkah,

setiap harapan jadi sayap.


Gadis itu,

seperti embun yang jatuh di ujung daun,

sederhana, bening,

namun mampu memantulkan cahaya matahari.

=========

Senyum di Antara Bambu


Di taman sekolah, saat sore merayap,

kulihat engkau duduk berbalut cahaya,

kerudung putihmu seperti bulan muda,

menenangkan hati yang diam-diam resah.


Buku di tanganmu hanyalah alasan,

sebab pandanganku tak henti jatuh padamu,

seperti daun gugur mencari tanah,

seperti rindu mencari tempat pulang.


Tatapanmu menoleh sebentar,

cukup untuk membuat waktu berhenti,

angin pun iri pada senyummu,

yang lebih lembut dari segala bisikan.


Andai aku bisa menjadi satu huruf

dari halaman yang kau baca,

akan kutunggu selamanya

hingga jemarimu m

enyentuhku perlahan.




Senin, 01 September 2025

Ketenanganmu

Ketenanganmu membuatku jatuh cinta,
bukan karena kata manis,
bukan karena rupa semata,
tapi karena caramu menjaga jiwa.

Gadis berjilbab,
kau berjalan pelan di antara keramaian,
seperti angin sore yang meneduhkan,
tak banyak bicara,
namun menghadirkan rasa aman tanpa alasan.

Tatapanmu menunduk penuh makna,
seolah mengajarkanku arti sederhana,
bahwa indah bukan tentang siapa yang terlihat,
melainkan siapa yang menjaga diri dengan sabar.

Aku remaja biasa,
masih belajar mengeja cinta,
tapi hatiku tak bisa berdusta,
ada kagum yang tumbuh tanpa ku minta.

Di setiap doa yang ku bisikkan,
namamu kerap terlintas diam-diam.
Semoga Allah menjagamu,
dan semoga suatu saat,
Kau tau tentang semua ini