cerita ini fiktif
kalau ada kesamaan nama dan kisah mohon maaf ya....
pagi ini.Matahari mulai merangkak naik. pertandingan akan segera di mulai.. Namun sorak-sorai penonton masih menggema di gor arena. Semua sibuk menyoraki dan mendukung kontingen / tim silat yang sedang bertanding. Aku berdiri menyandarkan badanku pada tiang penyangga di dekat pintu masuk gor arena. Mengingat soseorang yang selama ini mengusik jiwaku. Entah mengapa tiap kali aku melihatnya hatiku berdebar. Lututku bahkan terasa lemas saat dia berada di dekatku.
hari ini final... kejuaraan
Kulihat temen" bercengkrama dengan orang" yang mensuportnya.. meski hasilnya gak cukup bagus.
sembari setrecing dengan kaki pincang karna cidera di penyisihan. aku selalu terpikir oleh nya
dia yang sederhana Tapi aku tetap kagum dan memperhatikan setiap gerak-geriknya.meski aku baru mengenal nya. Mengapa sekarang aku merasakan perasaan seperti ini. Padahal belum tentu dia bisa menerima kehadiran saya. namun aku pernah berharap aku dapat suport dari nya.. layak nya temen" ku semua..
hahaha miski itu hanya hayalan semata..
waktu berlalu.. aktifitas di sekolah kembali.. melaju...
dan selalu aku meluangkan waktu untuk bisa ketemu.. walau dia tak menganggapku ada mungkin..
Lamban laun Teman-temanku mulai tau aku menyukainya. Mereka seringkali mengejekku ketika dia lewat. Aku pun sering mengikuti kemana pun dia pergi. Ketika dia ke kantin, ke perpustakaan, kemanapun aku selalu ingin berada di dekatnya. Aku juga sangat sering menatapnya dengan tatapan kagum. Mungkin karena sikapku inilah yang membuatnya takut tak nyaman. Aku jadi seperti seorang penguntit.
semoga dia tidak menjauhiku. Aku kan bukan virus yang menyebarkan penyakit. Aku hanya ingin dia melihatku dan menyadari keberadaanku. Apakah ini salah. Pikiranku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu kujawab.